Photo by Modalku.com

Peluang dan Kontroversi Bisnis MLM: MLM itu Bisnis Scam atau Bukan?

Pesan dan Kanal
5 min readMar 29, 2021

Sebagai anak muda, tentu kita selalu merasa ada banyak kebutuhan yang masih belum bisa kita penuhi sendiri. Mulai dari keperluan penting seperti sandang, pangan, papan, hingga hal yang sebenarnya nggak dibutuhkan tapi tetep pengen punya, kayak beli komik, langganan Netflix, atau beli Skin FreeFire.

Mau minta orang tua beliin, nggak enak. Mau nabung pakai uang sendiri, rasanya pas-pasan. Di sisi lain, kalau sampai barangnya nggak dibeli, pasti ngerasa rugi.

Alhasil, kita memutar otak untuk mencari penghasilan tambahan. Banyak orang menyarankan ide bisnis kecil-kecilan, tapi modal nya aja nggak ada. Kalau kerja paruh waktu, takut bentrok dengan jadwal kuliah.

Di saat lagi bingung mau cari tambahan penghasilan dari mana, ternyata ada kenalan yang menawarkan gabung dengan bisnis yang beliau klaim bisa menghasilkan banyak rupiah! Siapa yang nggak tergiur? Karena diiming-imingi oleh banyak bonus, akhirnya memutuskan bergabung dan baru tahu kalau ternyata ini bisnis MLM.

Weiss, apa tuh bisnis MLM? Kaya pernah denger, tapi di mana ya?

Asal Usul Bisnis MLM

Kita familiar dengan akronim MLM, terlebih lagi para pelajar dan mahasiswa yang sering menjadi target empuknya. Mulai sekarang wajib banget kita jangan sampai terkecoh dengan teknik persuasinya sehingga jangan asal main ikut aja apa kata dia. Hmmm… Tapi kalian tau nggak sih apa makna dibalik akronim MLM ini? Dari mana asal muasal bisnis ini?

MLM merupakan singkatan dari Multi Level Marketing alias pemasaran berjenjang. Namun ada juga yang menyebutnya Network Marketing (NM). Simpelnya bisnis MLM ini ialah sebuah bisnis yang menggunakan strategi jaringan dalam memasarkan bisnisnya.

Wiisss ribet ga tuh? Makanya bisnis ini disebut multi level, karena banyak banget jenjang dan jaringannya. Sama halnya seperti reseller dan online shop, orang yang tergabung dalam bisnis ini disebut distributor. Tugas pokoknya melakukan penjualan dan memperluas jaringan di bawahnya. Keuntungan yang didapatkan oleh distributor selain dari hasil penjualan, juga dapat cuan dari sales person yang ia rekrut. Nah, sampai disini udah paham kan perbedaannya antara bisnis MLM dengan bisnis lain pada umumnya.

Ide marketing ini tentunya tidak serta merta timbul begitu saja. Perlu kita ketahui siapa pencetus di balik kemunculan bisnis MLM. Asal muasal dari bisnis MLM ini dimulai pada tahun 1886. Pada saat itu bisnis MLM dikenal sebagai Direct Selling, dimana proses penjualannya tanpa adanya perantara tapi dengan cara face to face. Itulah mengapa kalo kalian tertarik nih jadi founder bisnis MLM kalian wajib banget punya Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL).

Kembali ke topik nih, Direct selling dikenal pertama kali di New York tahun 1886 ketika Dave Mc Connel, pendiri The California Perfume Company, mempekerjakan karyawannya untuk melakukan penjualan langsung dari rumah ke rumah.

Selanjutnya, pada tahun 1934, sebuah perusahaan bernama Nutrilite di California mengembangkan sistem penjualan baru, yaitu dengan memberi komisi tambahan kepada setiap distributor yang sukses merekrut dan melatih para anggota baru. Nah, di sinilah cikal bakal bisnis MLM yang kita kenal sampai sekarang.

Bisnis MLM Masa Kini: Bagaimana Operasionalnya?

Wahh, ngomongin bisnis MLM di era sekarang tentu sudah berkembang pesat banget nih. Di era ini, sobat millenial didukung oleh teknologi internet yang sangat mempermudah bisnis ini. Melalui internet, distributor dapat memesan hingga mengembangkan jaringannya tanpa dihalangi waktu dan tempat. Jadi nggak perlu repot-repot deh si distributor jalan kaki buat nyari anggota baru yang mau diimingi. Terlebih di masa pandemi yang berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat indonesia.

Namun, kehadiran bisnis MLM menjadi primadona tersendiri di tengah masyarakat. Bahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) memberikan dorongan pada perusahaan MLM karena telah berkontribusi dalam pemulihan ekonomi secara nasional. Jadi, bagi kalian yang mau cari penghasilan tambahan boleh banget nih join MLM.

Dengan menjamurnya bisnis MLM, tidak ada salahnya kita melihat bagaimana peluang yang ada di dalamnya, karena bisnis MLM tidak semengerikan yang kita bayangkan.

Baca Juga: Gimana Cara Marketing Nge-Hack Dunia?

Dilansir dari kumparan.com, Lucia sebagai salah satu distributor menuturkan bahwa MLM ini bisa loh dijadikan sebagai second income di tengah pandemi saat ini. Produk yang ditawarkan oleh MLM ini seperti skincare dan kosmetik which is produk yang sedang booming di kalangan millenial.

Selain itu, Lucia menjelaskan produk yang doi jual tidak kalah saing dengan produk high-end brand lainnya. Doi ngerasa pede untuk menawarkan produk yang doi jual, terlebih lagi harganya yang ramah di kantong para milenial.

Gimana? Udah ada kepikiran buat gabung MLM belum? hehe. Buat kalian yang lagi nyari penghasilan tambahan, bisnis MLM dijadikan sebagai solusi alternatif.

Eiitssss.. tapi ingat, memilih bisnis MLM tetap harus hati-hati ya!! Bisnis MLM yang baik ialah bisnis yang mampu menyejahterakan anggotanya. Good Luck!!

Kontroversi & Dampak MLM

MLM sendiri nggak terlepas dari yang namanya kontroversi. Mulai dari narasi keraguan akan kredibilitas perusahaan dan produk yang dijual, hingga maraknya kasus penipuan yang mengatasnamakan bisnis ini.

Lho, kok bisa?

Hal ini terjadi karena masyarakat pada umumnya masih sulit membedakan antara MLM yang menggunakan metode direct selling dengan money game.

Widih, apaan lagi tuh? Simpelnya, money game bisa dibilang sebagai cara menggandakan uang secara ilegal yang berujung penipuan. Sekilas, keduanya terlihat mirip karena memiliki proses rekrutmen anggota. Padahal, MLM dan money game tuh jelas beda kok.

Dilansir melalui kumparan.com, Kany V Soemantoro selaku Ketua Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) menegaskan kembali perbedaan antara keduanya. Hal ini bisa dilihat melalui proses memperoleh komisi. Money game yang menggunakan sistem piramida akan memberikan keuntungan baik berupa uang hingga berbagai bonus lainnya dengan cara mengajak orang sebanyak mungkin untuk bergabung. Kany juga menambahkan bahwa sistem money game ini melanggar Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan dalam pasal 8 dan 9.

Sedangkan di bisnis MLM tidak berlaku demikian. Harus ada produk yang dijual terlebih dahulu agar para pelaku usaha bisa mendapatkan keuntungan. Selain itu, pembagian komisi pun adil dan praktik penjualan produknya jelas.

Kontroversi ini juga sudah menimbulkan dampak negatif, guys. Udah banyak banget para anggotanya yang mengalami kerugian dalam jumlah fantastis gara-gara money game yang mengatasnamakan MLM. Salah satunya adalah Inggrid, mahasiswi PTS di Yogyakarta yang mengalami kerugian secara finansial gara-gara bergabung dengan “MLM” yang konon menawarkan produk berupa obat “sakti”.

Dilansir melalui tirto.id, Inggrid menceritakan bagaimana ia dijanjikan banyak bonus bila merekrut anggota baru. Nggak tanggung-tanggung, doi bahkan rela menggadaikan beberapa barang berharga yang nominalnya mencapai lebih dari 1,5 juta rupiah karena dijanjikan uang yang lebih berlipat ganda dalam waktu seminggu.

Teman-teman Inggrid yang ikut bergabung juga menghabiskan uang hingga jutaan rupiah karena terhasut dengan janji bonus yang lebih besar. Hasilnya? Jauh dari ekspektasi. Inggrid sendiri mengaku kalau doi cuman dapat 150 ribu setelah setoran 1,5 juta pertamanya. Komisi selanjutnya baru bisa dia dapatkan lagi kalau merekrut anggota baru. Boro-boro untung, yang ada malah buntung!

Terus, gimana caranya biar kita bisa terhindar dari hal-hal macam di atas? Kany kembali menambahkan saran mengenai apa saja yang harus diperhatikan jika ingin serius menekuni bisnis ini.

Pertama, pastikan perusahaan memiliki Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) dan produk yang dijual terdaftar secara legal. Kedua, jangan lupa untuk check and recheck mengenai skema bisnis serta pembagian hasilnya. Pastikan keuntungan utama didapat berdasarkan penjualan produk, bukan perekrutan anggota baru.

Memang, setiap pilihan selalu ada resikonya. Dengan menyebarluaskan informasi penting kayak gini, semoga nggak ada lagi korban penipuan MLM bodong.

Penulis : Ridho Alifra Donsky & Mutiara Fauziah Nur Awaliah
Penyunting: Al-Hanaan

Daftar Pustaka :

Kisata, P. (2005). Why Not MLM? -Sisi Lain MLM: Peta dan Informasi Mengenai MLM Berdasarkan Pengalaman Pribadi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rahmawaty, A. (2016). Bisnis Multi Level Marketing dalam Perspektif Islam. Equilibrium: Jurnal Ekonomi Syariah, 2(1), 68–83.

Mardalis, A., & Hasanah, N. (2016). Multi-Level Marketing (MLM) Perspektif Ekonomi Islam. Falah: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1), 19–37.

--

--

Pesan dan Kanal

Tempat nongkrong anak Komunikasi! Follow Akun Instagram kami juga @pesandankanal!