WhatsApp yang Tak Dirindukan

Pesan dan Kanal
4 min readJan 15, 2021

Belakangan ini dunia lagi ramai sama sebuah aplikasi yang biasa kita pake untuk chatting atau malah nge-ghosting *eh. Yups, WhatsApp lagi jadi sorotan akibat sebuah kebijakan barunya yang dianggap bakal rawan melanggar data pribadi penggunanya.

Imbas dari kebijakan WhatsApp sangat mempengaruhi jumlah pengguna aplikasi secara global. Akibat dari hal ini, Rabu, 13 Januari 2021 dalam sebuah pengumuman yang ditunjukkan kepada penggunanya, salah satu pesaing WhatsApp memberi informasi bahwa terjadi peningkatan pengguna sebanyak 25 juta orang dalam waktu dua hari di Aplikasi Telegram.

Selain Telegram, aplikasi Signal pun mulai mengalami peningkatan pengguna secara signifikan. Signal dianggap sebagai tempat yang aman untuk data pribadi penggunanya. Lebih baik dibandingkan Telegram apalagi WhatsApp. Signal juga di-endorse sama beberapa tokoh seperti Edward Snowden — pendiri WikiLeaks dan Elon Musk — Pendiri Tesla.

Kronologi dan Awal Terbakar Emosi

Secara awal penyebab rame dan ditinggalkannya WhatsApp dimulai ketika awal Januari kemaren pengguna WA mulai menerima notifikasi pembaruan Persyaratan Layanan dan Kebijakan Privasi. Pembaruan ini memang rencananya baru berlaku pada 8 Februari 2021 untuk semua pengguna.

Nah, isi kebijakan baru ini mewajibkan pengguna menyetujui jika ingin tetap menggunakan WhatsApp, jika nggak setuju nanti akun WA akan hilang ketika kebijakan baru mulai berlaku. Kebijakannya sendiri memang menyinggung banyak hal tentang data pribadi, diantaranya:

  1. Membagi data pengguna WhatsApp dengan Facebook, seperti lokasi, alamat IP perangkat, data perangkat, dan daftar kontak.
  2. Menyimpan dan mengelola chat WhatsApp Business yang terintegrasi dengan hosting Facebook.
  3. Memberikan informasi yang dibagikan pengguna pada layanan pihak ketiga atau produk perusahaan Facebook lainnya.

Nggak heran dari isi kebijakan ini bikin pengguna WhatsApp marah-marah. Masih hangat dan belum lama, Facebook pernah dihukum bersalah dalam skandal Cambridge Analytica terkait kebocoran data pengguna untuk pilpres Amerika Serikat.

Berkaca dari pengalaman ini, tentunya pengguna nggak mau datanya disalahgunakan. Semisal data dari chat WA kita sama doi muncul di Facebook, foto profil WhatsApp kita muncul jadi testimoni iklan obat kuat sampe tiba-tiba ada yang nagih utang ke rumah kita padahal kita gapernah minjem uang, ini kan bikin emosi banget.

Namun, dalam rilis terbaru WhatsApp. Mereka bilang kepada para pengguna untuk tetap tenang dan jangan khawatir sebab ini cuma kebijakan untuk pengguna WhatsApp Business. Untuk akun pribadi datanya nggak bakal digunakan dan dihubungkan ke Facebook. Semoga aja bukan janji manis ya pak Mark~

Tips Biar Ngga Kegocek dan Data Tetap Aman

Meskipun pihak WhatsApp udah bilang begitu, tetep aja seenggaknya kita punya cara supaya data pribadi kita aman gaes. Secara umum, sebenarnya negara punya kewajiban melindungi data pribadi seperti tertulis di Pasal 28G ayat (1) UUD 1945, yang menyebutkan: “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang dibawah kekuasaannya … “.

Tapi, udah jadi rahasia umum bahwa negara kurang melindungi kita —contohnya dari belum diresmikannya UU Perlindungan Data (UU PDP). Mau nggak mau individu harus berjalan sendirian dan memang kewajiban juga sih.

Nah, ada beberapa cara supaya data pribadi kita lebih aman:

Pertama, berikan data pada platform yang kita percaya aman

Jangan percaya sama platform yang reputasi perlindungan datanya rendah. Apalagi pake aplikasi bajakan karena di situ rawan banget lho akan kejahatan siber.

Kalau kalian punya perangkat kayak laptop atau hape yang rusak, pastikan juga datanya di-backup ke cloud storage pribadi. Untuk itu, gunakan aja platform penyimpanan yang terpercaya seperti Google Drive, Dropbox, atau iCloud, di mana kita bisa mengunggah data dan mengaksesnya dari mana saja di seluruh dunia selama jaringan internet tersedia.

Kedua, jangan lupa baca secara lengkap syarat dan ketentuan aplikasi

Membaca merupakan kegiatan yang sederhana tapi penting banget. Tapi, banyak dari kita males melakukan hal ini. Salah satunya ketika membaca syarat dan ketentuan aplikasi. Ketika kita menggunakan suatu aplikasi atau platform tertentu biasanya kita hanya memberikan centang setuju tanpa membaca ketentuan yang berlaku.

Padahal ada banyak sekali perizinan yang harus kita berikan dalam syarat dan ketentuan suatu platform. Termasuk membatasi beberapa kebijakan yang dianggap terlalu masuk dalam ranah pribadi kita. Untuk itu, besok-besok jangan lupa dibaca secara lengkap ya!

Terakhir, perhatikan sandi pengaman

Saat ini udah banyak situs yang mengharuskan kamu membuat sandi yang kompleks sebelum mendaftar. Biar nggak kebobolan, buat kata sandi yang kompleks dengan perpaduan huruf kapital, angka, dan dengan panjang minimal yang telah ditentukan. Selain itu, gunakan sandi yang berbeda untuk akun penting seperti bank atau email. Jangan sampe kamu bikin sandi pake tanggal ulang tahun, nama anggota keluarga, atau identitas lainnya dalam membuat kata sandi karena itu umum dan rawan banget.

Ini semua sebenernya jadi pengingat untuk menjaga data pribadi kita. Jangan sampe kita meremehkan dan memberikan akses ke banyak orang karena dampaknya bakal besar bagi kehidupan. Mau apapun platform yang kamu gunakan, pastikan itu tetap aman ya, jangan asal percaya sama platform yang sudah besar kayak WhatsApp dan aplikasi milik Mas Zuckerberg lainnya~

Penulis: Ajie Prasetya
Penyunting: Muhammad Alberian Reformansyah

--

--

Pesan dan Kanal

Tempat nongkrong anak Komunikasi! Follow Akun Instagram kami juga @pesandankanal!