
Ruang Guru dan Sedapnya Promosi di TV Saat Pandemi
Beberapa hari yang lalu acara ulang tahun Ruang Guru yang ke-6 memancing keributan di jagat media sosial. Pasalnya, hajatan platform kursus online itu disiarkan secara live dan serentak di 9 kanal televisi nasional pada jam prime time selama dua jam.
Selain nyinyirin bintang tamu yang diundang dan pembakaran uang Ruang Guru untuk menyewa slot acara di 9 stasiun TV tersebut, warganet juga mempertanyakan tujuan dari acara tersebut. Banyak dari mereka yang memberi saran agar platform milik mantan Stafsus Millenial Belva Delvara ini membantu pendidikan nasional secara nyata untuk merayakan ulang tahun Ruang Guru, contohnya membantu guru honorer.
Terlepas dari nyinyiran dan keributan di media sosial, Ruang guru tetap pede menampilkan hajatannya, bahkan menyelenggarakan acara serupa lewat livestreaming Youtube selama 12 jam pada 26 Juli 2020. (sayangnya, livestreamnya sudah dihapus).
Apa yang membuat Ruang Guru pede mempromosikan brand-nya secara jor-joran? Dan yang terpenting, Apakah mereka berhasil mempromosikan brand-nya?
Brand Dikenal dan Modal Cukup
Hal yang mendasar untuk beli 9 slot televisi ya uang yang jumlahnya lebih dari uang sangu kalian per bulan, dong! Beli slot di 9 televisi nasional selama 2 jam pada saat prime time bukan jadi masalah lagi untuk platform kursus online ini. Perlu diingat, Ruang Guru bukanlah startup umur jagung, melainkan sudah 6 tahun berdiri dan mendukung sistem pendidikan Indonesia, gaes!
Lagian, hajatan di channel televisi bukanlah hal yang pertama kali dilakukan Ruang Guru. Sebelumnya, platform buatan Delvara dan Usman ini sudah pernah tampil di 8 TV Nasional dengan bentuk acara yang sama, walaupun bintang tamunya nggak sebanyak tahun ini. Hal ini jadi bukti kalau Ruang Guru sudah mapan sebelum koleb dengan pemerintah.
Ngomongin koleb dengan pemerintah, Ruang Guru juga dikenal masyarakat karena keterlibatannya di program Kartu Prakerja milik pemerintah yang berperan sebagai provider kelas keterampilan untuk mempersiapkan para pendaftar terjun ke dunia kerja. Sudah jelas, terpilihnya Ruang Guru sebagai salah satu platform yang bekerjasama dengan pemerintah akan melejitkan nama brand mereka, dan mungkin menderaskan cashflow juga?
Setelah modal dan branding, apa yang makin buat Ruang Guru pede tampil di TV (lagi)?
Target Audience yang Sangat Tepat
Ini bagian yang mungkin nggak semua dari kalian sadari. Lewat akun ofisyel Ruang guru di Instagram, kita bisa lihat konten yang ditampilkan sangat dekat dengan generasi muda saat ini. Mulai dari giveaway, TikTok challenge, dan selebriti yang dikenal generasi muda macam Tiara Andini atau Jess No Limit, kita bisa simpulkan kalau target audience mereka ya generasi muda.
Bisa jadi benar, tetapi ketika melihat hajatan kursus online secara jor-joran yang disiarkan di 9 stasiun TV secara serentak, target audience-nya bukan hanya generasi muda, tetapi ibu dan bapak dari generasi muda itu juga.
Ha? Kok bisa?
Gini, pendidikan di Indonesia menuntut kita untuk bisa lolos dalam setiap pelajaran dan tes, dari tingkat SD sampai SMA bahkan tes masuk PTN yang masing-masing mempunyai standar tinggi. Suka tidak suka, kita akan menghadapi tes-tes yang tampaknya lebih berat dari ujian chunin Naruto itu. Tes yang bakal menentukan tingkat pemahaman dan evaluasi belajar kita yang hasilnya ditampilkan dalam satu buku sakti bernama rapor, di-ranking, dan menentukan “martabat keluarga” di depan tetangga.
Melihat fenomena itu — sebagaimana kultur di Indonesia, para orangtua berlomba-lomba “mendukung” fasilitas anak-anak mereka untuk belajar dengan harapan anak-anaknya mampu melewati tes-tes tersebut, yang salah satunya adalah kursus. Mereka sebagai anak mungkin tidak bisa melawan karena alasan ingin membahagiakan orangtua, sepakat dengan pilihan orangtua, atau tidak mau dipukul sapu. Alhasil, beranak-pinaklah usaha-usaha kursus di tempat yang menjanjikan keamanan dan kesuksesan anak kepada orangtua.
Mungkin, tempat kursus itu jadi rumah kedua para pelajar Indonesia, hingga pandemi Corona ada. Namun, keberadaan pandemi tersebut bukan berarti para pelajar tidak usah belajar ekstra seperti sedia kala, malahan mampu mengkerucutkan pilihan-pilihan kursus yang beragam menjadi platform kursus online, yang pasarnya dipegang kuat oleh Ruang Guru.
Well played!
Riset dan Momentum yang Pas
Walaupun sudah cukup modal, brand awareness yang oke, dan target audiens yang luar biasa, Ruang Guru butuh momentum yang pas agar hasil iklannya maksimal, tentunya memerlukan riset dan momentum yang pas pula.
Beberapa penelitian seperti penelitian Global Web Index telah menunjukkan mayoritas trend konsumsi media dari Generasi Z, Millenials, Gen X, dan Boomer, masih menunjukkan bahwa tiap generasi masih mengkonsumsi konten-konten Televisi secara berkala.
Kabar baik lagi untuk Ruang Guru, semenjak pandemi, penelitian Nielsen yang dimuat di beragam media daring telah menemukan bahwa aktivitas menonton televisi meningkat cukup tinggi di Indonesia, jika dilihat dari rata-rata durasi menonton yang meningkat menjadi 5 jam 29 menit. Selain itu, terdapat peningkatan audiens sebesar 12% masa pandemi yang mendukung klaim meningkatnya aktivitas menonton televisi tersebut.
Mungkin dari dua penelitian diatas, tim riset dan marketing Ruang Guru sepakat bakal jor-joran di TV. Dengan 9 stasiun TV Nasional di tangan kanan yang ada dan masa pandemi di tangan kiri, rencana mereka bakal mulus ibarat jalan Pantura yang baru abis di-cor kubangannya.
Sedapnya Promosi di TV saat Pandemi
Melihat skema promosi tersebut, Ruang Guru tinggal membuat hajatannya semenarik mungkin di mata target audience-nya dengan menampilkan beragam band, artis, dan selebriti agar dapat dinikmati.
Dengan begitu, acara ulang tahun kursus online ini menjadi acara yang ramah untuk ditonton satu keluarga, tersedia di 9 stasiun televisi dan siap dinikmati keluarga sambil mengunyah iklan-iklannya. Bayangkan berapa juta keluarga yang menyimak hajatan Ruang Guru?
Penulis: Muhammad Alberian Reformansyah