Mau Misuh Bilang A En Je A Ye?

Pesan dan Kanal
4 min readSep 12, 2020

Who doesn’t know? Akhir-akhir ini ada yang lagijadi trending topic, yakni sebuah polemik atas kata “anjay”. Satu kosakata yang to be honest udah enggak asing lagi di telinga kita, apalagi di kalangan kids zaman now.

Pastinya, sekarang pun masih jadi topik perbincangan yang belum tuntas. Di sosial media, banyak banget pihak yang mengangkat ke-trending-an itu. Sewaktu kalian kongkow pasti obrolannya juga nyenggol-nyenggol tentang kegegeran itu kan?

Jadi, sebenernya ada apa dan kenapa sih kata yang sempet punya lagu sendiri ini?

What’s Happening?

Pada tanggal 29 Agustus lalu, pihak Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) melayangkan pernyataan dengan judul “Hentikan Menggunakan Istilah Anjay”. Dengan ditandatangani oleh Arist Merdeka Sirait (Ketua Umum) dan Dhanang Sasongko (Sekretaris Jenderal), surat tersebut menyatakan bahwa di dalam konteks tertentu, kata “anjay” memiliki makna kekerasan maupun merendahkan terhadap martabat seseorang. Berhubungan dengan pemaknaan tersebut, pengucap kata “anjay” dinilai telah melakukan kekerasan atau bullying sehingga bisa mendapat sanksi yakni dipidana.

Pihak Komnas PA menganjurkan “Lebih baik jangan menggunakan kata anjay, Ayo kita hentikan sekarang juga.” — sejalan dengan judul yang telah dimuat–.

Tak Ada Asap Tanpa Api

Rilisan yang telah dikeluarkan oleh Komnas PA tersebut tidak terlepas dari adanya sesuatu yang men-trigger. Totally true, tindakan yang mereka lakukan sebagai sebuah resposn terhadap Lutfi Agizal.

Lutfi dengan gamblang menyebutkan bahwa “ ‘anjay’ dapat merusak moral bangsa”, pada judul konten video yang diunggahnya dalam kanal YouTube. Nggak cuma berurusan sama Komnas PA, ternyata Lutfi Agizal juga bersangkutan sama Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Pada 28 Agustus lalu, ia menghubungi anggota KPAI, Retno Listyarti. Aduan yang diajukan pun masih sejenis, bahwa kata “anjay” tersebut nggak baik. Berbeda dengan pihak Komnas PA, KPAI justru masih memproses dan menganalisis aduan yang dilayangkan oleh Lutfi.

Asal Muasal…

Kata “anjay” memang merupakan sebuah pelesetan dari binatang menggonggong berkaki empat (baca: anjing) yang biasa jadi kata umpatan sehari-hari. Sebut saja “anjay” menjadi suatu sarana untuk memperhalus umpatan tersebut..

Penyebutan hewan berkaki empat yang dirasa cukup kasar ini, kemudian digantilah dengan kata “anjay”. Nah, actually aktivitas seperti itu merujuk pada kreativitas pada manusia sebagai anggota dari masyarakat bahasa.

Menurut Kridalaksana dalam (Chaer, 2012:33) bahasa memiliki beberapa ciri atau sifat yang hakiki, salah satunya bahasa itu bersifat dinamis. Ingat ya kawans, keyword-nya dinamis. So, pastinya bahasa pun pola atau bentuknya bakal mengikuti arus perubahan sesuai waktu dan tempat penggunaannya.

Berkaca dari polemik yang sedang naik daun, sebuah anjuran dari Ivan Lanin seorang Wikipediawan patut dijadikan acuan.

Ia mengemukakan bahwa kata adalah netral belaka. Sebenarnya tafsir oleh setiap manusia yang mengakibatkan keberpihakan. Kata sebagai sebuah aspek yang tidak memiliki keberpihakan. Akan tetapi, adanya aspek dalam kebahasaan yang menjadikannya tidak lagi netral, entah karena ragam ataupun laras bahasa.

Jenis Penggunaan Kata Anjay

Banyak pendapat pro dan kontra terkait dengan penggunakan kata “anjay”. Ada yang berpandangan jika istilah tersebut adalah bagian dari bahasa gaul dengan makna kekaguman atas sesuatu. Sedangkan, beberapa kalangan mengartikan kata “anjay” sebagai hewan semata. Coba nih, simak beberapa contoh penggunaannya biar kita sama-sama lebih ngerti.

Sebuah plesetan dari kata anjing, artinya bisa jadi umpatan bersifat kasar atau bahkan sindiran.

B : “Gw dapet nilai A tapi tugas kebanyakan nyontek sih.”

A : “Emang dasar anjay lu.”

Berasal dari singkatan anjing alay, niatnya buat bercanda aja ya biar enggak garing-garing amat, guys~

A : “Katanya udah otw, loh kok lu belum sampe juga?”

B : “Sorry, gw maksudnya otw mandi sih tadi.”

A : “gw udah sampe anjay, cepetan.”

Based on the examples, sebenarnya kita pun dapat menentukan kata “anjay” itu kasar atau nggak tergantung dengan konteks yang digunakan.

Perkomunikasian Anjay

Di dalam komunikasi penggunaan kata “anjay” merupakan penggunaan pesan dengan cara verbal. Menurut Dedi Mulyana (2001), pesan verbal adalah bentuk komunikasi verbal yang berupa kata-kata baik diucapkan maupun lewat tulisan.

Annisa Wahyuni seorang Pakar Komunikasi Universitas Mulawarman (Unmul) menyatakan bahwa penggunaan kata “anjay” dilihat sesuai atas konteks yang berkaitan dengan pesan maupun informasi yang akan disampaikan. Kata tersebut digunakan tergantung dengan komunikan, situasi, hingga konteks komunikasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, ternyata ada tiga hambatan yang bisa mengganggu proses komunikasi yang sedang berlangsung, yakni hambatan semantik, teknik, dan manusiawi. Kata “anjay” dapat berkonotasi negatif dan merusak hubungan jika maknanya tidak mampu tersampaikan dengan baik. Ditambah jika kata tersebut digunakan pada konteks komunikasi yang formal.

Nah, penggunaan kata “anjay” itu merupakan noise yang secara semantik, guys. Annisa pun memberikan tanggapan bahwa permasalahan tersebut perlu dikaji lebih mendalam lagi — sejalan dengan perkataannya.

“Apakah benar kata ini justru menimbulkan berbagai dampak negatif atau hanya bersifat kasuistik saja”. Ditegaskan pula bahwa pada akhirnya semua bergantung terhadap konteks yang dituju.

Apa Kata Mereka?

Dilansir oleh CNN Indonesia, banyak pendapat yang dengan sudut pandang berbeda milik kaum milenial terhadap penggunaan kata “anjay”. Ada yang setuju-setuju aja, karena kata “anjay” tuh dipake untuk mengungkap ekspresi.

Tanpa pengakuan pun, kata “anjay” udah jadi hal lazim di bahasa pergaulan tongkrongan dan bahkan secara nggak sadar, juga jadi kata yang mendekatkan satu sama lain di tongkrongan itu.

Ada kontra, pasti ada pro. Berbanding terbalik atas pendapat tadi, ternyata kata “anjay” juga mengundang sisi-sisi kritik dan ketidaksukaan. Anggapan dari pihak tertentu, kata “anjay” yang diucapkan bisa bikin seseorang yang nerimanya jadi sakit hati.

Apalagi kalau si komunikan belum paham sepenuhnya sama penggunaan kata “anjay”. Terkadang konteks, situasi, dan pihak lawan bicara yang tidak sesuai malah bisa memperkeruh keadaan. Bukan main lagi, bisa-bisa jadi miskomunikasi dan malah menambah keriweuhan dalam hidup ini. Intinya sih do it properly aja, guys.

“Words can inspire and words can destroy.

Choose yours well.”

- Robin Sharma

Penulis : Syarifah Nur Aini
Penyunting : Muhammad Alberian Reformansyah

Sumber :

Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyana, D. (2001). Pengantar ilmu komunikasi. Bandung, Remaja Rosdakarya.

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

Pesan dan Kanal
Pesan dan Kanal

Written by Pesan dan Kanal

Tempat nongkrong anak Komunikasi! Follow Akun Instagram kami juga @pesandankanal!

No responses yet

Write a response