
Crowdfunding: Cara Cari Cuan Untuk Media Selain Clickbait
Fenomena clickbait bukan cerita lama di industri media nasional. Metode ini bahkan terus dilestarikan sampai sekarang. Salah satu alasan perusahaan media masih mempertahankan clickbait ini ya jelas karena cuan.
Penelitian Hadiyat (2019) telah membuktikan kalau media-media daring memang mengaplikasikan clickbait untuk menarik minat pembaca dengan rasa penasaran lewat judul berita yang ambigu. Makin banyak orang mengklik judul berita yang wadidaw itu, makin tebel dompet perusahaan media.
Maraknya metode clickbait ini seakan jadi momen dimana etika jurnalistik udah nggak terpakai lagi, karena media lebih mengutamakan keuntungan daripada fungsinya sebagai sumber informasi kredibel untuk masyarakat. Pesimis deh pokoknya sama media :(
What if i told you, there is another way to gain money without using clickbait? Kenalin, namanya crowdfunding.
Dengan metode ini, suatu perusahaan media bisa meminta penggalangan dana kepada khalayaknya supaya media tersebut bisa tetap beroperasi . Sebagai gantinya, media bertanggungjawab langsung pada orang-orang yang berdonasi pada mereka melalui konten yang telah mereka janjikan kepada khalayaknya.
Media bisa mempresentasikan visi dan misinya kepada para calon pembaca secara langsung maupun platform crowdfunding macam Kickstarter dan Patreon.
Awalnya memang terdengar too good to be true, tapi ternyata sudah ada media yang berjalan dengan crowdfunding untuk mendanai biaya operasionalnya, lho! Nih tak kasih contoh beberapa media internasional sampai lokal yang menggunakan metode crowdfunding!
1. Unsettled Magazine

Unsettled Magazine ini didirikan oleh mahasiswa University of Arts London pada 2016 yang mempunyai tujuan sebagai wadah para seniman untuk berkolaborasi dan berbagi karya seninya kepada dunia. Awalnya, media ini fokus pada tema fashion hingga akhirnya melebar ke fokus seni yang lain seperti seni lukis, musik, fotografi dan lainnya.
Unsettled Magazine terbit setiap dua tahun dan menggalang dana lewat Kickstarter, yang digunakan untuk membiayai operasional media serta membayar para seniman yang sudah mau mempublikasikan karyanya di majalah tersebut sebagai bentuk apresiasi.
Untuk tahun 2020, mereka sudah mengumpulkan dana sebesar 1005 Euro dari total dana yang dibutuhkan sebesar 2500 Euro. Uhuy!
2. Shadowproof

Media daring yang berbasis di Amerika Serikat ini mempunyai tujuan untuk mengekspos penyalahgunaan sistem kekuasaan dalam bisnis dan pemerintahan, sambil mengembangkan model jurnalisme independen yang mendukung beragam jurnalis dan kontributor lepas (freelancer) sejak tahun 2015.
Salutnya, Shadowproof ini benar-benar tidak punya (dan menginginkan) sumber dana dari politisi maupun perusahaan selain dari hasil donasi para pembacanya melalui Patreon. Dana yang disumbangkan oleh para donator ini dijadikan dana operasional media gerakan sosial dan resistensi tersebut.
Beberapa rubrik utama yang jadi andalan Shadowproof adalah The Dissenter, sebuah kolom yang membahas kebebasan sipil, unjuk rasa, whistleblowing, keamanan nasional, dan masih banyak lagi.
Para pembaca yang tertarik untuk terus mendukung gerakan media daring ini bisa memulai donasi sebesar 3–27 Dollar Amerika Serikat per bulannya untuk mendapatkan artikel eksklusif serta merchandise sebagai apresiasi.
3. Yourmedia by Asumsi

Asumsi berdiri sejak 2015, dan menjadi salah satu portal berita alternatif yang meng-cover politik dan sosial nasional. Media ini juga populer di kalangan generasi digital native, salah satunya adalah fitur newsletter Asumsi, 5.45 yang bisa kalian baca selengkapnya di sini.
Sekarang, media daring lokal yang membahas politik, current affairs, dan pop culture ini mulai menjalankan metode crowdfunding untuk mendukung produksi berita yang berdampak dan menggerakan keterlibatan masyarakat. Melalui siaran persnya, Asumsi bakal melibatkan audiensnya dalam pembuatan konten melalui fitur Yourmedia. Lewat fitur ini, para pembaca bisa menunjukkan apresiasinya terhadap jenis laporan pilihan mereka, mulai dari video, tulisan maupun podcast, dengan memberikan donasi dimulai dari Rp10.000.
Salah satu proyek yang didanai dengan crowdfunding ini adalah Asumsi Distrik, sebuah liputan khusus yang membahas kawasan-kawasan sekitar Jakarta. Contohnya seperti “Senggol Bacok di Priok”, dimana Asumsi menyusuri kisah-kisah kehidupan para warga di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Konten ini sudah mendapatkan sumbangan sebesar Rp.24.318.000 dari 561 penyumbang sejak dibuka pada 20 Februari 2020 (Diakses 4 Maret 2020). Gila, sih!
Sebenernya masih banyak contoh-contoh media yang mengandalkan crowdfunding. Mereka tersebar di berbagai platform crowdfunding macam Patreon, Kickstarter, maupun situsnya sendiri. Ketiga media ini jadi bukti konkrit bahwa media bisa tetap hidup tanpa clickbait, bahkan tanpa donor dari politikus atau korporat.
Seandainya, media-media nasional mengaplikasikan metode ini, mungkin kita gak perlu khawatir dengan berita-berita misleading, gak penting, sampai bias yang sekarang menjamur di tanah air. Asal yang donasi ya bukan partai politik atau konglomerat aja sih~
Sumber:
Hadiyat, Y.D., 2019. Clickbait di Media Online Indonesia Clickbait on Indonesia Online Media. PEKOMMAS Volume 4 Nomor 1, April 2019, 1(1), pp.1–10.
Penulis: Alber