ASMR Boy/Girlfriend: A New Loneliness Business
Halo teman Sepekan! Ada yang udah pernah nonton film Her (2013)?
Kalau belum, nih ada cerita dikit. Film ini diperanin oleh Joaquin Phoenix sebagai Theodore — -seorang penulis yang bekerja di era serba digital. Singkat cerita si Theodore dalam mengatur kegiatan sehari-harinya, dibantu program asisten pribadi bernama Samantha yang “di-dubbing” oleh Scarlett Johansson.
Berbeda dengan suara robot Siri, Samantha bisa berkomunikasi dua arah, menciptakan interaksi layaknya dengan manusia asli. Lambat laun, Theodore yang kesepian jatuh cinta pada suara yang menemaninya sehari-hari. Theodore merasakan intimasi hubungan antara manusia dengan suara.
Berangkat dari situlah, intimasi digital melalui ASMR Boyfriend atau Girlfriend menjadi menarik untuk dibicarakan.
Layaknya Theodore, generasi Milenial dan Z juga merasakan kesepian dan isolasi berkat kemajuan teknologi dan internet. Dari hal itu, salah satu produk internet yang paling populer adalah media sosial.
Penelitian tentang penggunaan media sosial pada orang dewasa di AS tahun 2017 membuktikan peningkatan depresi dan kesepian oleh peningkatan penggunaan media sosial. Media sosial yang seharusnya membuat penggunanya makin deket malah membuat penggunanya makin kesepian. Hipotesis penelitian serupa banyak menyebutkan bahwa media sosial menurunkan kualitas komunikasi kita.
Apalagi di masa pandemi, untuk ketemuan aja susah, kaum LDR maupun jomblo makin bergantung sama gawai masing-masing.
Kesepian merupakan perasaan seseorang yang disebabkan kekurangan kekuatan ikatan intimasi. Nggak cuma itu, kesepian ternyata ada dua jenis yaitu kesepian sosial (social loneliness) dan kesepian emosional (emotional loneliness).
Kesepian sosial disebabkan oleh kekurangan relasi sosial dan kegiatan sosial, sedangkan kesepian emosional dipengaruhi oleh nggak adanya partner, dalam hal ini ikatan yang bersifat eksklusif, dekat, dan intim (dalam Adamczyk: 2016).
Membludaknya kasus kesepian emosional ini membuat banyak perusahaan datang dengan tawaran yang menarik. Kayak aplikasi perjodohan Tinder atau situs NSFW seperti Pornhub dan Onlyfans.
Bagi yang merasa overwhelmed sama media sosial pasti mereka bakal ngurangin jatah konsumsi media sosial. Tapi, nggak sedikit juga yang mengakses media sosial lain untuk menjadi pengisi rasa kosong itu, salah satunya mengakses media sosial, YouTube. Lewat YouTube tersedia kanal-kanal meditasi yang sebelum era internet cuma bisa diakses melalui komunitas atau grup terapi.
Nah, selain itu ada juga komunitas subkultur yang muncul dan populer di YouTube, yaitu ASMR.
ASMR atau Autonomous Sensory Meridian Response adalah efek-efek suara yang dibuat dan dikombinasikan dengan visual untuk memunculkan rasa “geli” (tingle) atau rangsangan tertentu pada penonton (Smith & Snider, 2019). Biasanya suara-suara ini dihasilkan dari tepukan atau gesekan benda-benda, suara kunyahan, dan bisikan di dekat mikrofon. Namun, beda sama ASMR lainnya, ASMR Pacar menggunakan cara bermain peran (roleplay). ASMR boy/girlfiend ini menggunakan skrip/skenario apa yang biasa dikatakan dari seorang pacar.
Selain ekspresi rasa sayang, ASMR ini bahkan menyediakan audio menenangkan untuk depresi, kecemasan, kata-kata afeksi, sampai yang bertendensi seksual.
Nih kita punya beberapacontohnya:
Suara-suara ini teruji ngasih wawasan dalam “hubungan afektif dan emosional di antara tubuh, objek, tempat, dan ide” (Doughty: 2016). ASMR ini juga jadi contoh suara yang dimediasi oleh ruang digital YouTube dan berhasil menciptakan intensitas afektif. Intimasi jarak jauh yang diciptakan oleh ASMR boy/girlfriend ini mengandung nilai emosional. Nilai emosionalnya berupa dukungan, penenangan, bahkan rangsangan seksual yang tentunya sangat membantu orang-orang kesepian (dalam Adamczyk: 2016).
Untuk itu ASMR ini merupakan jenis bisnis yang bakalan terus berjalan dan menjual layanan “perhatiannya” untuk menemani orang yang kesepian. Jadi lewat bisnis ini, media sosial nggak sekedar jadi penyebab kesepian, tapi dia juga jualan plester buat menambal lubang kesepian.
Penulis: Afifatul Millah
Penyunting: Ajie Prasetya
Daftar Pustaka:
Adamczyk, K. (2016). An Investigation of Loneliness and Perceived Social Support Among Single and Partnered Young Adults. Current Psychology, 674–689.
Andersen, J. (2015). Now You’ve Got the Shiveries: Affect, Intimacy, and the ASMR Whisper Community. Television and New Media, 16(8), 683–700.
Primack, B. A., et. al. (2017). Social Media Use and Perceived Social Isolation Among Young Adults in the U.S. 53 (1), 1–8.
Smith, N., & Snider, A. M. (2019). ASMR, affect and digitally-mediated intimacy. Emotion. Space and Society, 30, 41–48.